đź§© Situasi Sosial Bangsa Israel Pada Zaman Yesus
Pembacahanya sedikit tahu dari konteks dan bunyi tulisannya. Meskipun demikian, Ensiklopedia Kitab Suci Masa kini memberi kami sedikit informasi bahwa Mikha adalah orang Moresyet (Moresheth Gath) (Mi 1:14). Moresyet merupakan suatu wilayah Yudea, kurang lebih 25 mil ke arah selatan Yerusalem. Namun dalam kitab Hakim 17 dan 18 muncul nama Mikha
Kondisisosial Israel pada waktu itu sebenarnya sedang mengalami keterpurukan. Keadilan sosial tidak terdapat di dalam kehidupan bangsa Israel. Secara keseluruhan kitab ini ditulis untuk mengkritik kondisi Israel yang tidak berpihak kepada rakyat jelata. Pada masa itu yang berkuasa adalah orang-orang yang punya uang.
PerkembanganKehidupan Politik Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin Jurnal Online Blogger . Latar belakang sosial ekonomi israel pada masa sebelum dan sesudah abad ke-8 sm sembunyikan teks Walaupun peredaksian terakhir kitab Amsal berlaku pada sekitar abad ke-5 hingga ke-3 SM materi pendidikan pada kitab ini ada yang berasal dari masa sebelum Kerajaan abad ke-13 SM tetapi penulisan
Bangsaini benar-benar jauh dari Tuhan, Tuhan menyuruh Nabi Amos mengingatkan bangsa Israel akan dosa-dosanya di hadapan Tuhan. Matius 12:15-21: Teks ini menyampaikan gambaran tentang Yesus sebagai Mesias- Raja yang di nubuatkan. Apa yang dilakukan Yesus dalam pelayananNya sudah dinubuatkan oleh Yesaya.
TanggalPenulisan: Sekitar tahun 1050 -- 1000 SM. Latar Belakang. Kitab Hakim-Hakim menjadi mata rantai utama sejarah di antara zaman Yosua dengan zaman raja-raja Israel. Periode para hakim mulai dari sekitar tahun 1375 sampai 1050 SM, ketika Israel masih merupakan perserikatan suku-suku. Kitab ini memperoleh namanya dari berbagai tokoh yang
terjawabSebut dan jelaskan situasi sosial bangsa israel pada jaman yesus 1 Lihat jawaban Iklan swarz18 Jawaban: masih banyak yang saling memperbudak, banyak pasar bebas bahkan sampai di bait Allah, dan masih berlangsung pemujaan terhadap berhala bahkan bangsa Israel sering melakukannya Iklan Pertanyaan baru di Sejarah
GambaranKerajaan Allah pada Zaman Yesus Yesus Mewartakan dan Memperjuangkan Kerajaan Allah. A. Situasi Sosial Bangsa Israel. 1. Situasi Sosial Politik . Setelah masa pembuangan bangsa Israel di Babilonia, enam abad sebelum Yesus, Palestina tunduk kepada Kerajaan Persia, Yunani dan Kekaisaran Romawi. Selain itu masih ada kelas pemilik tanah
. Foto HAZEM BADER/AFPKesalahpahaman akibat ketidakpahaman ini kemudian menimbulkan sejumlah stigma negatif, persepsi buruk, dan penilaian yang tidak akurat atas negara Israel maupun bangsa Yahudi, sama tidak akuratnya terhadap penilaian atas negara-negara Arab dan bangsa Arab. Kesalahpahaman pertama adalah menganggap bahwa pendudukIsrael itu semua bangsa Yahudi. Padahal faktanya tidak. Menurut data dari Israel Central Bureau of Statistics, ada hampir 9 juta warga Israel. Meskipun warga Yahudi adalah mayoritas di negara Israel sekitar 70% yang membuat negara ini menjadi satu-satunya negara di dunia yang berpenduduk mayoritas Yahudi, tetapi ada sejumlah suku-bangsa lain yang mendiami kawasan al QurtubyFoto S. al Qurtuby Misalnya, tercatat ada lebih dari 20% warga Israel adalah Arab, termasuk masyarakat Arab Yerusalem Timur dan komunitas Arab Badui Naqab. Badui Naqab Negev Bedouins adalah masyarakat Arab Badui pastoral-nomadik yang dalam sejarahnya mengikuti pola hidup berpindah-pindah sampai kelak di zaman Turki Usmani di abad ke-19, kelompok ini mengalami proses "sedentarisasi” dan tinggal menetap di kawasan Naqab Negev, Israel. Konon ada sekitar 200 ribuan komunitas Arab Badui Naqab ini dan mayoritas mengikuti tradisi Islam Sunni sama seperti mayoritas masyarakat Arab lain di Israel. Kelompok lain yang cukup besar di Israel adalah Druze hampir 2%, kemudian disusul suku-bangsa Aram, Armenia, Assyria, Circassia, Samarita, dan Maronite. Data penduduk ini belum termasuk para "imigran gelap” dari sejumlah negara di Afrika. Jadi, seperti laiknya negara pada umumnya, penduduk Israel juga sangat warga Yahudi, warga Israel non-Yahudi khususnya Arab dan Druze juga menduduki berbagai posisi baik di pemerintahan, parlemen, keamanan tentara/polisi, bisnis, dan berbagai sektor publik lain. Oleh karena itu, setiap kali Israel terlibat konflik dan perseteruan dengan Palestina, bukan hanya Yahudi saja yang terlibat kekerasan ini tetapi juga Druze dan Arab Israel. Kesalahpahaman berikutnya adalah menganggap Yahudi adalah satu-satunya agama di Israel. Kekeliruan ini karena dibangun dari asumsi yang keliru, yakni anggapan bahwa semua warga Israel adalah Yahudi. Karena suku-bangsa Israel sangat beragam, maka otomatis agama pun sangat beragam. Yudaisme agama Yahudi tentu saja menempati posisi mayoritas di sini, tetapi Islam juga cukup kuat sekitar 18%, kemudian disusul Kristen 2%, Druzeisme 1,6% dan lainnya, termasuk Hindu dan Buddha. Komunitas Baha'i juga cukup banyak di Israel. Bahkan Universal House of Justice Bait al-Adl A'dham, sebuah "lembaga legislatif” yang konon terdiri atas sembilan tokoh agama Baha'i dan memegang otoritas tertinggi yang mengatur seluruh komunitas Baha'i di dunia, terletak di Haifa, Israel. Di Israel pula terletak makam Sayyid Ali Muhammad Syirazi populer dengan sebutan Bab, pendiri Babisme dan salah satu tokoh utama komunitas Baha'i dan Azali. Keliru menilai Bukan hanya tentang Israel, banyak orang juga keliru menilai bangsa Yahudi itu sendiri. Hampir bisa dipastikan kalau mayoritas publik menganggap "orang Yahudi memeluk agama Yahudi”. Padahal, faktanya tidak demikian. Sebagai sebuah suku-bangsa, seperti umumnya suku-bangsa lain di dunia ini, Yahudi juga sangat beragam dalam mengekspresikan keagamaan dan spiritualitas. Jelasnya, tidak semua orang Yahudi itu beragama atau memeluk "agama Yahudi” atau Yudaisme Judaism. Banyak orang Yahudi yang memeluk agama non-Yudaisme atau bahkan tidak beragama menjadi pengikut sekularisme, agnotisisme, atau scientology. Banyak orang Yahudi yang memilih beragama Kristen dari berbagai denominasi. Bahkan ada pula yang memeluk agama Islam yang populer dengan sebutan "Jews for Allah” dan membaca Al-Qur'an dalam Bahasa Ibrani. Kekeliruan berikutnya atas bangsa Yahudi adalah menganggap Yahudi sebagai komunitas yang monolitik dan seragam. Padahal, faktanya jelas tidak demikian. Menurut data dari Berman Jewish DataBank, ada sekitar 14 juta jiwa umat Yahudi di-seantero jagat raya. Dari jumlah ini, sekitar 44% tinggal di Israel, 40% di Amerika Serikat, dan sisanya tersebar di berbagai negara. Di Indonesia dulu terdapat ratusan umat Yahudi hingga mereka mampu membuat sinagog di Surabaya dan Manado. Tapi kini hanya tinggal segelintir saja. Itu pun pada umumnya mereka tidak berani mengidentifikasi diri ke-Yahudi-an mereka di hadapan publik. Ada sejumlah kelompok Yahudi yang masing-masing memiliki ekspresi ritual-keagamaan, keberagamaan, kebudayaan, dan bahkan sosial-kepolitikan yang unik, khas, dan berlainan. Bahkan ada sejumlah kelompok Yahudi seperti sekte Heredi yang mempraktikkan keberagamaan seperti kelompok Muslim Arab konservatif dengan mengenakan abaya dan cadar burqa/niqab bagi kaum perempuannya. Sebut saja Yahudi Mizrahi Mizrahim atau al-Masyriqiyyun atau "Yahudi Oriental”, yakni kelompok Yahudi yang nenek-moyangnya dari Timur Tengah. Banyak dari mereka yang menggunakan Bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi. Kemudian Yahudi Ashkenazi Ashkenazim, yaitu kelompok Yahudi diaspora sejak milenia pertama di zaman Imperium Roma. Mereka umumnya menggunakan Bahasa Yiddish Bagian dari Bahasa Jerman yang mengadopsi beeberapa dialek. Bahasa Ibrani hanya digunakan untuk acara-acara ritual keagamaan sebagai "bahasa suci”. Kemudian Yahudi Sephardi Sephardim yang asal-usulnya dari Semenanjung Iberia, khususnya Spanyol. Lalu, Yahudi Yaman al-Yahud al-Yaman. Meskipun namanya "Yahudi Yaman” mereka bukan hanya tinggal di Yaman saja tetapi juga di Amerika dan kawasan lain di Timur Tengah. Ada pula Yahudi Ethiopia atau dikenal dengan sebutan Beta Israel yang asal-usulnya dari Kerajaan Aksum dan Imperium Ethiopia. Baca juga Bagaimana Hitler dan Nazi Menggunakan Isu Islam Untuk Politik Anti Yahudi "Kami Sebagai Yahudi Juga Mengecam Perilaku Israel" Umat Yahudi mendukung Zionisme? Kekeliruan selanjutnya adalah menganggap semua umat Yahudi mendukung Zionisme. Dengan kata lain Yahudi adalah Zionis sekaligus. Ini jelas kekeliruan yang sangat fatal. Zionisme adalah sebuah gerakan nasionalis-politik yang digerakkan oleh sejumlah tokoh Yahudi yang mendukung gagasan pendirian kembali kawasan atau negara khusus untuk masyarakat Yahudi di "Tanah Israel” yaitu Palestina. Gerakan nasionalis Yahudi di era modern muncul di akhir abad ke-19 sebagai reaksi atas gerakan anti-Semitisme di Eropa. Bahwa ada banyak kaum Yahudi yang mendukung Zionisme dan aneksasi atas Palestina memang benar. Tetapi banyak pula yang menentangnya. Kelompok Yahudi Heredi adalah salah satu kelompok Yahudi yang paling getol melawan Zionisme. Perlu juga dicatat bahwa pendukung Zionisme, seperti penentangnya, bukan hanya dari kalangan Yahudi saja. Dari paparan singkat di atas maka kita perlu bedakan mana Yahudi dan mana Zionis, mana Yahudi sebagai sebuah suku-bangsa danmana Yahudi sebagai sebuah kelompok agama, dan seterusnya. Pembacaan yang detail dan teliti atas komunitas Yahudi dan komunitas mana saja di jagat raya ini bisa meminimalisir kesalahpahaman dan ketidaktahuan yang sering kali menjadi sumber konflik, ketegangan, perpecahan, perseteruan, permusuhan, kekerasan, dan malapetaka kemanusiaan. Selanjutnya, pembacaan yang detail dan teliti atas sebuah komunitas, bisa menciptakan kesalingpahaman yang bisa menjadi jembatan membangun perdamaian dan toleransi antar-kemanusiaan. Semoga bermanfaat. Penulis Sumanto Al Qurtuby ap/hp Dosen Antropologi Budaya dan Direktur Scientific Research in Social Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi, serta Senior Scholar di National University of Singapore. Ia memperoleh gelar doktor dari Boston University dan pernah mendapat visiting fellowship dari University of Oxford, University of Notre Dame, dan Kyoto University. Ia telah menulis ratusan artikel ilmiah dan puluhan buku, antara lain Religious Violence and Conciliation in Indonesia London & New York Routledge, 2016 *Setiap tulisan yang dimuat dalam DWnesia menjadi tanggung jawab penulis.
Lori Official Writer Tahun ini bangsa Israel memasuki ulang tahunnya yang ke-71 tepat pada Kamis, 14 April 2021. Setiap tahunnya peringatan ini dirayakan secara meriah. Masyarakat Internasional tentu saja tahu persis bahwa Israel, dalam sejarahnya yang tertulis di Kitab Suci, merupakan bangsa kesayangan dan pilihan Allah. Israel memainkan peran yang sangat besar terhadap sejarah dan nubuatan kedatangan Yesus Kristus. Hal ini dituliskan dalam Kejadian 3 15 dan Yesaya 7 14. Dalam Yeremia 33 15 dijelaskan bahwa Yesus adalah Tunas keadilan bagi Daud. “Ia Yesus akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri” ayat 15b. Dan dia mewakili bangsa Israel. Timbangan adalah lambang religius yang dipakai untuk menggambarkan Israel. Ada juga simbol terkait Lupus yang menggambarkan seekor hewan yang dikorbankan serta sebuah mahkota yang merupakan gambaran bahwa Yerusalem adalah mahkota itu Yesaya 62 1-3. Baca Juga Fakta Alkitab Sejarah Kejatuhan Israel Peperangan Akhir Hingga Israel Merdeka Part 6 Di Mazmur 80 1-7 juga dituliskan bagaimana bintang terang yang bersinar sebagai bentuk dari kehadiran Allah. Setelah kelahiran Yesus, imam-imam dan orang farisi malah menolakNya. Saat pertama kali berkunjung ke Israel, Yesus segera memanggil 12 muridNya, orang-orang Yahudi pertama yang membangun gereja mula-mula. Di masa Perang Dunia, orang-orang Yahudi mengalami pemunahan besar-besaran. Hal ini menunjukkan realitas kejatuhan Putri Sion. Tapi kelahiran kembali Israel menunjukkan bahwa masa kehancuran itu sudah berakhir. Dalam Zakharia 14 3-11 disebutkan bahwa Israel akan dipulihkan dan akan berkuasa bersama-sama dengan Kristus melalui kedatangan-Nya yang kedua kalinya. Setelah kedatangan-Nya, pemerintahan seribu tahun akan ditegakkan. Yesus sebagai juruslamat akan berdiri di atas Yerusalem dan seluruh bumi akan menyaksikan peristiwa tersebut lewat tanda-tanda dari matahari, bulan dan bintang. Meskipun tampaknya Allah sudah menetapkan Israel sebagai bangsa pilihanNya. Bukan berarti Dia mengesampingkan bangsa-bangsa dan suku-suku lain di dunia. Tuhan justru memerintahkan bangsa Israel untuk menghormati orang lain dan negara lain untuk tinggal bersama dengan mereka. “Tetapi apabila seorang asing telah menetap padamu dan mau merayakan Paskah bagi TUHAN, maka setiap laki-laki yang bersama-sama dengan dia, wajiblah disunat; barulah ia boleh mendekat untuk merayakannya; ia akan dianggap sebagai orang asli. Tetapi tidak seorangpun yang tidak bersunat boleh memakannya.” Keluaran 12 48 Ayat ini menunjukkan keadilan Allah atas semua bangsa. Tuhan melanjutkan, “Satu hukum saja akan berlaku untuk orang asli dan untuk orang asing yang menetap di tengah-tengah kamu.” ayat 49 Dia juga menegaskan supaya jangan memperlakukan orang asing atau menindasnya karena bangsa Israel pun sebelumnya adalah orang asing di tanah Mesir Keluaran 22 21. Baca Juga Hot News! 4 Berita tentang Israel Ini Dibaca Ribuan Kali! Selain itu, orang-orang non Yahudi pun tetap diperhitungkan Allah setelah peristiwa Hari Pentakosta. Awalnya, pengikut Yesus yang mendirikan gereja mula-mula adalah Yahudi Kisah Para Rasul 2 5. Tapi kisah pencurahan Roh Kudus membuka akses bagi orang-orang non Yahudi untuk memperoleh janji kekal Allah. “Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu-sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.” Efesus 2 11-13 Petrus dan jemaat gereja mula-mula mulai memahami bahwa Allah juga memanggil orang-orang non Yahudi setelah pencurahan Roh Kudus yang terjadi secara ajaib kepada seorang bernama Kornelius dan keluarganya. Kita mungkin bertanya, kalau bangsa Israel adalah bangsa kesayangan Allah kenapa mereka harus melewati masa-masa sulit dan penuh penderitaan? Sebagaimana nubuatan di dalam Alkitab, Allah punya kedaulatanNya sendiri. Saat Yesus datang kembali ke dunia dan membangun KerajaanNya di bumi, Dia akan memulihkan Israel sebagai bangsa yang paling besar di dunia Yesaya 11 12 & 14 1-2. Inilah akhir indah dari perjalanan rumit bangsa Israel. Kita hanya perlu menunggu waktunya Tuhan untuk menggenapi akhir itu dengan caraNya sendiri. Baca Juga KataAlkitab - Olahraga Favorit Bangsa Israel Dalam Perjanjian Lama Kamu diberkati dengan konten-konten kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini. Yuk bergabung jadi mitra hari ini. DAFTAR DI SINI Sumber Halaman 1
YERUSALEM, — Yerusalem salah satu kota tertua di dunia dan paling diperebutkan sejak ribuan tahun. Yerusalem adalah kota suci bagi tiga agama besar yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Berikut 10 fakta singkat tentang Yerusalem. 1. Yerusalem, kotanya Nabi DaudKitab Perjanjian Lama menyebut, Raja Daud dari dua kerajaan Judea dan Israel, merebut kota Yerusalem dari tangan bangsa Jebusit pada tahun SM. Daud menjadikan kota itu sebagai pusat kerajaan dan keagamaan. Kemudian, Raja Sulaiman, putra Raja Daud, membangun kenisah Yahweh pertama di sini sekaligus menjadikan kota itu menjadi pusat agama Yahudi. Baca juga Pernyataan Konsultasi dengan Indonesia Terkait Yerusalem Ternyata Salah Terjemahan 2. Diperebutkan Babilonia dan Persia Raja Babilonia Nebuchadnezzar II dua kali merebut Yerusalem pada 597 dan 586 SM. Ia memenjarakan Raja Jehoiakim dan kaum elite Yahudi lalu menghancurkan kenisah mereka. Perjanjian Lama menyebutkan, Raja Sirius Agung dari Persia menumbangkan Babilonia pada 540 SM dan membebaskan kaum Yahudi serta membangun kembali kuil mereka di Yerusalem. 3. Pendudukan Romawi dan Bizantium Yerusalem berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi sejak 63 M. Perlawanan bangsa Yahudi mencetuskan perang pada 66 M, yang dimenangkan Romawi. Kuil mereka di Yerusalem kembali mengalami aksi penghancuran. Romawi dan Bizantium menguasai Palestina selama 600 juga Mengenal Yerusalem, Kota Suci Tiga Agama 4. Masa pendudukan Muslim Di bawah pimpinan Kalifah Umar, tentara Muslim mengepung dan menguasai Yerusalem pada 637 M. Di era pendudukan Muslim inilah, penguasa yang saling bermusuhan dan dari berbagai mazhab Islam silih berganti menguasai Yerusalem. Baca juga Protes Pengakuan Yerusalem, Puluhan Warga Palestina Terluka 5. Perang Salib Kekalifahan Seljuk sejak 1070 M terus meluaskan kekuasaan. Akibatnya, kaum Kristen merasa terancam yang memicu Paus Urban II mencanangkan Perang Salib. Dalam 200 tahun selanjutnya terjadi lima kali perang memperebutkan Yerusalem. Pada 1244 pasukan Kristen kalah total dari tentara Muslim yang kembali menguasai Kekaisaran Ottoman dan pendudukan Inggris Setelah menaklukkan Mesir dan Arabia, Kekaisaran Ottoman memasukkan Yerusalem ke dalam wilayah hukumnya pada 1535 dan kota ini kembali mencapai kejayaannya. Namun, pada 1917 Inggris mengalahkan Kekaisaran Ottoman dalam Perang Dunia I. Palestina kemudian diduduki Inggris dan Yerusalem jatuh tanpa perlawanan. Foto arsip yang diambil pada 11 Januari 2010 menunjukkan pemandangan udara Kota Tua Yerusalem. AFP/Marina Passos7. Kota yang terbelah Setelah Perang Dunia II usai, Inggris mengembalikan mandat Palestina kepada PBB, yang kemudian memilih opsi membaginya dua negara itu. Tujuan pembagian itu adalah untuk menciptakan negara bagi kaum Yahudi yang selamat dari Holocaust di Eropa. Baca juga Israel Tempatkan Polisi di Yerusalem Sejumlah negara Arab kemudian bergabung memerangi Israel dan menguasai sebagian Yerusalem. Sejak 1967 kota ini terbelah menjadi wilayah Israel di sisi barat dan Yordania di sebelah timur. 8. Israel kuasai Yerusalem TimurDalam perang enam hari 1967, Israel mengalahkan aliansi Mesir, Yordania dan Suriah. Alhasil, Israel menguasai Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat Yordan, Dataran Tinggi Golan dan bagian timur Yerusalem. Untuk pertama kali sejak 1949, Israel kembali menguasai Tembok Ratapan di kota tua Yerusalem. Secara sepihak Israel menyebut tidak menganeksasi Yerusalem timur, melainkan mengintegrasikan kota itu ke dalam wilayah administratifnya. 9. Umat Muslim bisa berziarah ke Yerusalem Israel tidak menutup akses umat Muslim ke tempat suci mereka. Bukit Shakrah berada di bawah admistrasi otonomi Muslim. Umat Islam juga diperbolehkan berziarah ke Bukit Zaitun, Kubah Shakrah, dan Masjid Al Aqsa serta beribadah di sana. 10. Sengketa status Yerusalem berlanjut Yerusalem hingga hari ini tetap menjadi hambatan terbesar dalam proses perdamaian antara Israel dan Palestina. Baca juga 28 Negara Uni Eropa Peringatkan Trump Tak Pindah Kedutaan AS ke Yerusalem Pada 1980, Israel mendeklarasikan, seluruh kota Yerusalem sebagai bagian tak terpisahkan dari ibu kota negeri itu. Sementara pada 1988 negara Palestina diproklamasikan dan juga mengklaim bahwa Yerusalem adalah ibu kota. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
situasi sosial bangsa israel pada zaman yesus